Jumlah orang yang kekurangan gizi telah turun hampir setengahnya dalam dua dekade terakhir karena pesatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya produktivitas pertanian. Banyak negara berkembang yang dulu menderita kelaparan dan kelaparan kini dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Asia Tengah dan Timur, Amerika Latin dan Karibia semuanya telah membuat kemajuan besar dalam memberantas kelaparan yang ekstrim. Sayangnya, kelaparan ekstrim dan kekurangan gizi tetap menjadi penghalang besar bagi pembangunan di banyak negara.
Diperkirakan ada 821 juta orang yang mengalami kekurangan gizi kronis pada tahun 2017, seringkali sebagai akibat langsung dari degradasi lingkungan, kekeringan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Lebih dari 90 juta anak balita memiliki berat badan sangat rendah. Kekurangan gizi dan kerawanan pangan yang parah tampaknya meningkat di hampir semua wilayah Afrika, serta di Amerika Selatan. SDGs bertujuan untuk mengakhiri segala bentuk kelaparan dan kekurangan gizi pada tahun 2030, memastikan semua orang terutama anak-anak memiliki makanan yang cukup dan bergizi sepanjang tahun.
Ini melibatkan mempromosikan pertanian berkelanjutan, mendukung petani skala kecil dan akses yang sama ke tanah, teknologi dan pasar. Ini juga membutuhkan kerja sama internasional untuk memastikan investasi di bidang infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Kode Indikator | Indikator | Sumber Data | Satuan | Baseline (2018) | Realisasi Pencapaian | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
2023 |
|||||||||||
Target 2.1. Menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah lima tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula | |||||||||||||||
2.1.1 | Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) | Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian | % | 88,00 | 90,00 | 90,00 | 91,00 | 91,00 | 95,00 | ||||||
2.1.3 | Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari. | Badan Pusat Statistik | % | - | - | - | - | - | - | ||||||
Target 2.2. Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah lima tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula. | |||||||||||||||
2.2.2 | Jumlah Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Menurut Kecamatan | Dinas Kesehatan | - | - | - | - | - | 0,00 | |||||||
2.2.4 | Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif. | Dinas Kesehatan | % | - | - | - | - | - | 0,00 | ||||||
Target 2.3. Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non pertanian. | |||||||||||||||
2.3.1 | Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga kerja) | Badan Pusat Statistik | % | - | - | - | - | - | - |